Mengenal Implan Mikrochip Ke Tubuh Manusia, Bisa Melakukan Transaksi!

Illustrasi Programming Robot (Image Credit : pixabay/geralt)
Illustrasi Programming Robot (Image Credit : pixabay/geralt)

BALUARTI.COM - Media sosial Instagram beberapa waktu lalu sempat diramaikan oleh viralnya video seseorang yang memperlihatkan dirinya telah melakukan implan mikrocip ke tubuhnya.

Akun bernama @chang.yud tersebut menjelaskan mikrocip yang digunakannya tersebut memiliki berbagai fungsi, mulai dari membuka kunci pintu hingga bertransaksi.

Pada video tersebut juga menampilkan seorang lelaki yang mengaku telah mengimplan mikrocip di tangan kanannya. Masing-masing implan disebut memiliki fungsi berbeda.

Pada tangan kanan ia menyebut menanamkan mikrocip X1 yang memiliki fungsi untuk membuka kunci pintu, password, dan semacamnya.


Mikrochip X1 (Image Credit : Google)

Sedangkan di tangan kiri nya ada mikrocip X2 yang memiliki fungsi lebiih personal seperti menggunakan kartu kredit untuk pembayaran.

Microchip implan ini berbentuk batang silinder kecil seperti butiran beras. Chip ini juga disebut mengirimkan sinyal dengan frekuensi tertentu melalui lapisan kulit.

Pemasangan mikrocip sebelumnya sudah dilakukan untuk mengatur produk di gudang atau mengidentifikasi ternak dan hewan peliharaan liar. Tetapi baru beberapa saja yang diuji ditanamkan ke tubuh manusia.

Fenomena menanam chip ke bagian tubuh ini sudah dimulai sejak tanggal 1 Agustus 2017. Saat itu, sejumlah pekerja di Three Square Market (sebuah perusahaan mesin penjual otomatis) di Wisconsin telah melakukan implan mikrocip seukuran sebutir beras ke telapak tangan di antara ibu jari dan jari telunjuk mereka.

Kemudian 41 karyawan yang memilih untuk mengikuti prosedur dengan mengimplan chip tersebut menerima baju gratis yang bertuliskan "I Got Chipped."

Acara implan yang diselenggarakan oleh manajemen perusahaan tersebut dilakukan untuk visi jangka panjang Three Square Market terkait sistem pembayaran tanpa uang tunai untuk mesin penjual otomatis mereka.

Acara implan skala besar ini berjalan dengan sukses sebagai sebuah metode pemasaran dan mendapat respon positif dari masyarakat, yang salah satunya diangkat oleh media dari Moskow ke Sidney.

Namun, tidak semua respon yang datang merupakan respon positif. Setelah acara tersebut, berbagai komentar di halaman Facebook Three Square Market pun mendesak karyawan untuk berhenti melakukan implan.

Desakan banyak datang dari kelompok-kelompok Kristen yang meyakini bahwa implan akan memenuhi ramalan akhir zaman yang di mana orang-orang dicap dengan "tanda binatang" dan menuduh perusahaan itu sebagai antikristus.

Kendati demikian, Jowan Osterlund, seorang ahli tato dan tindik badan asal Swedia yang perusahaannya Biohax menyediakan Microchip di Three Square Market menyebut bahwa implan bukan sesuatu yang aneh. Ia mengaku udah melakukan implan pada ratusan anak muda selama setahun ke belakang.

Orang-orang yang melakukan implan menganggap chip sebagai penanda integrasi biologi dan teknologi. Mereka menggunakan implan untuk mendapatkan akses ke ruang kerja, membayar keanggotaan gym, bahkan naik kereta.

Melansir The Guardian, Bersama Biohax, Osterlund berharap bisa memperkenalkan konsep ini ke pasar global

Sebagai informasi, mikrochip yang diimplan ke tubuh manusia disebut tidak dapat digunakan untuk pengawasan atau pemantauan diam-diam kepada orang yang telah memasangnya.

Sebab, teknologi microchip yang tersedia saat ini tidak mampu melacak lokasi seseorang, karena didalamnya tidak ada baterai maupun pemancar GPS yang kuat, dan cukup kecil untuk tertanam dengan aman dan tidak mencolok di tubuh.

Melansir The Conversation, justru yang perlu dikhawatirkan adalah mikrochip diimplan tanpa izin dari orang tersebut.

Kemudian hal tersebut digunakan oleh sejumlah pihak (misalkan pemerintah) untuk melakukan gerakan yang tidak etis.

Maka dari itu, hak atas otonomi badan harus dinyatakan secara hukum dan hak asasi manusia internasional juga harus ditegakkan oleh pengadilan dan pemerintahan di seluruh dunia.

TAG

Mikrochip